buku itu judulnya: cara jitu menjadi REMAJA berprestasi. penulis: Benedict Hanggu
REMAJA???
kok bs sih?apa aku yang dianggap ibuku masih terlalu muda? agak tersinggung niy dengan judul buku sekaligus pemahaman ibuku ttg mentalku.. hiks.. tapi, ternyata setelah menilik umurku yg masih 22 tahun, secara perhitungan psikologis sih aku udah lulus dari masa remaja awal menuju remaja akhir, dimana masa2 ini mulai berfokus ttg realita hidup. saat dimana seseorang sudah punya karakter yang matang.
mungkin ibuku cemas kali ya sama tindak-tandukku (KBBI bgt siy?) yang sama sekali gk menunjukkan kedewasaan tingkat tinggi (menurut standar ibuku tentunya), makanya secara halus beliau ngasih pengingat dan jurus2 dari buku itu tadi.
demi menghargai ketulusan ibuku itu maka aku membaca bbrp lmbar.. eh keterusan ampe blkng.. hhehe.. dblkng buku itu ada kata-kata bijak yang menarik untuk dikutip disini, mari kita baca bersama-sama.. 1..3..:
Kesenangan yang paling tinggi dalam hidup adalah mengerjakan sesuatu yang menurut orang banyak tidak mungkin bisa anda kerjakan.
(Walter Bagehot (1826-1877)
Analis politik, ekonomi, dan jurnalis Inggris.
Analis politik, ekonomi, dan jurnalis Inggris.
entah mengapa aku tersungging senyum membaca kalimat itu. membaca kalimat itu bikin aku
inget sesuatu ttg cerita masa mudaku saat SMP.hehe.. ini adalah ttg eyangku yg dulunya mengetes (melakukan tes) pdaku dalam hal nyanyi dn tampil di depan bnyk orng. dapat dipastikan saat itu aku langsung dapet nilai buruk seburuk-buruknya di mata beliau dan dicap: CUCUKU yang bernama Christiani tidak bisa nyanyi di panggung. dan celakanya, setiap kali ada acara keluarga besar kumpul brg dan ada acara nyanyi2, beliau selalu bilang: ojo si iki, suarane nyoto elek.. (sambil menunjuk padaku) -terjemahan: jangan yang ini, suaranya jelas-jelas jelek..
saat itu umurku sekitar 9-10 tahunan, dan aku hampir nangis diomongin kyk gitu di depan keluarga besar.. dapat dipastikan aku hny bisa murung, sementara orang2 tua yang lain berkaraokean ria sambil tertawa2 dan tidak mempedulikan aku yang sedang bersedih (NOTE untuk orang tua yang baca ini blog: jangan menyindir anak anda dalam bahasa jawa.. eh, maksud saya, hati2 dalam mengutarakan pendapat ttg anak anda sendiri).
beruntung aku bukan tipe anak yang segera bersikap seperti yang dituduhkan. aku bahkan bertekad mengubah kekuranganku ini. aku mulai ikut lomba nyanyi, meski gk jadi juara, tpi paling enggak aku sudah punya sedikit "rasa" berada di panggung.. maka tibalah saat dimana suatu hari, eyangku datang ke semarang saat tgl 25 desember. beliau ikut beribadah di gerejaku.. saat itu, kakakku di-sidi di gereja sedangkan aku belum (Sidi artinya pendewasaan jemaat anak yang diakui oleh gereja biasanya diikuti dengan liturgi singkat ttg penerimaan status "dewasa" pada seorang jemaat dan pembacaan hak-hak kedewasaan dalam gereja) dan setelah liturgi tersebut ada sesi persembahan dari jemaat yang lain sebagai ucapan syukur dan turut berbahagia ada salah satu warganya yang di-sidi. nah, karena yang disidi kakakku, jadinya aku nekat mau mempersembahkan "suara" alias nyanyi di depan mimbar. dalam hati aku cuman bisa bdoa begini: ya Tuhan, aku tahu Engkau memberi suara sm aku itu bukan suara yang jelek, bukan juga untuk menjadikanku orang yang rendah diri, aku tahu aku gak bisa nyanyi, aku tahu suaraku gak indah, pas-pas an aja, tapi aku sudah latihan dan aku seneng Tuhan sudah ijinin kakakku di Sidi, jadi aku mau memuji Engkau.
lalu aku maju ke mimbar..
aku nyanyi sambil bergetar..
dan aku melihat semua jemaat menahan napas ngeliat aku nyanyi..
(saat aku udah mencapai reff, kakiku udah lemes bgt.. grogi..)
lalu aku mencoba menarik napas dalam, dan melayangkan pandangan ke arah org yg aku kenal biar aku tidak grogi.. oh, ke ibuku saja..
aku liat ibuku
ibuku nangis..
(waduh,, apa karena suaraku jelek bgt yaaaa??)
aku liat eyangku..
beliau cuman diam..
ah.. pokoknya aku selesaiin aja deh..
(dan akhirnya lagu berhenti..)
hening sesaat..
aku meletakkan microphone, dan langsung duduk di bangku semula..
senyap..
tapi semenit kemudian, tepuk tangan dari jemaat diikuti suara pendeta yang bilang: terhanyut sama lagu yang aku nyanyikan..
selesai dari gereja, bnyk jemaat yang menyalami aku dan bilang: suaranya indah..
sampai di rumah, eyangku bilang: tak pikir kowe ora iso nyanyi.. jebule apik tenan.. (terjemahan: aku pikir kamu tidak bisa nyanyi, ternyata bagus banget)
dan saat itu adalah momen yang paling membanggakan dalam hidupku..
-aku sih yakin bukan suaraku yang indah, tapi karena lirik lagu yang kunyanyikan yang memberi nyawa pada laguku..
begini liriknya:
saat itu umurku sekitar 9-10 tahunan, dan aku hampir nangis diomongin kyk gitu di depan keluarga besar.. dapat dipastikan aku hny bisa murung, sementara orang2 tua yang lain berkaraokean ria sambil tertawa2 dan tidak mempedulikan aku yang sedang bersedih (NOTE untuk orang tua yang baca ini blog: jangan menyindir anak anda dalam bahasa jawa.. eh, maksud saya, hati2 dalam mengutarakan pendapat ttg anak anda sendiri).
beruntung aku bukan tipe anak yang segera bersikap seperti yang dituduhkan. aku bahkan bertekad mengubah kekuranganku ini. aku mulai ikut lomba nyanyi, meski gk jadi juara, tpi paling enggak aku sudah punya sedikit "rasa" berada di panggung.. maka tibalah saat dimana suatu hari, eyangku datang ke semarang saat tgl 25 desember. beliau ikut beribadah di gerejaku.. saat itu, kakakku di-sidi di gereja sedangkan aku belum (Sidi artinya pendewasaan jemaat anak yang diakui oleh gereja biasanya diikuti dengan liturgi singkat ttg penerimaan status "dewasa" pada seorang jemaat dan pembacaan hak-hak kedewasaan dalam gereja) dan setelah liturgi tersebut ada sesi persembahan dari jemaat yang lain sebagai ucapan syukur dan turut berbahagia ada salah satu warganya yang di-sidi. nah, karena yang disidi kakakku, jadinya aku nekat mau mempersembahkan "suara" alias nyanyi di depan mimbar. dalam hati aku cuman bisa bdoa begini: ya Tuhan, aku tahu Engkau memberi suara sm aku itu bukan suara yang jelek, bukan juga untuk menjadikanku orang yang rendah diri, aku tahu aku gak bisa nyanyi, aku tahu suaraku gak indah, pas-pas an aja, tapi aku sudah latihan dan aku seneng Tuhan sudah ijinin kakakku di Sidi, jadi aku mau memuji Engkau.
lalu aku maju ke mimbar..
aku nyanyi sambil bergetar..
dan aku melihat semua jemaat menahan napas ngeliat aku nyanyi..
(saat aku udah mencapai reff, kakiku udah lemes bgt.. grogi..)
lalu aku mencoba menarik napas dalam, dan melayangkan pandangan ke arah org yg aku kenal biar aku tidak grogi.. oh, ke ibuku saja..
aku liat ibuku
ibuku nangis..
(waduh,, apa karena suaraku jelek bgt yaaaa??)
aku liat eyangku..
beliau cuman diam..
ah.. pokoknya aku selesaiin aja deh..
(dan akhirnya lagu berhenti..)
hening sesaat..
aku meletakkan microphone, dan langsung duduk di bangku semula..
senyap..
tapi semenit kemudian, tepuk tangan dari jemaat diikuti suara pendeta yang bilang: terhanyut sama lagu yang aku nyanyikan..
selesai dari gereja, bnyk jemaat yang menyalami aku dan bilang: suaranya indah..
sampai di rumah, eyangku bilang: tak pikir kowe ora iso nyanyi.. jebule apik tenan.. (terjemahan: aku pikir kamu tidak bisa nyanyi, ternyata bagus banget)
dan saat itu adalah momen yang paling membanggakan dalam hidupku..
-aku sih yakin bukan suaraku yang indah, tapi karena lirik lagu yang kunyanyikan yang memberi nyawa pada laguku..
begini liriknya:
ku mau cinta Yesus selamanya..
ku mau cinta Yesus selamanya..
meskipun badai silih berganti dalam hidupku,
kutetap cinta Yesus, selamanya..
ya Abba, Bapa, ini aku anakmu, layakkanlah seluruh hidupku
ya Abba, Bapa, ini aku anakmu, pakailah sesuai dengan rencanaMu
ku mau cinta Yesus selamanya..
meskipun badai silih berganti dalam hidupku,
kutetap cinta Yesus, selamanya..
ya Abba, Bapa, ini aku anakmu, layakkanlah seluruh hidupku
ya Abba, Bapa, ini aku anakmu, pakailah sesuai dengan rencanaMu
sejak saat itu, DIA membuat aku bisa "menyanyi".. makasih Tuhan